Perempuan Berkelamin Darah (2024)

Saat film dimulai, sudah sembilan hari sejak kematian Abraham, dan pemakamannya belum dimulai, karena istrinya, Orpha, bersikeras bahwa keinginan terakhirnya, agar putrinya Martha menghadiri proses tersebut, harus dipenuhi. Karena Martha terlambat kembali dari Malaysia di mana dia bekerja di perkebunan kelapa sawit, seluruh rumah tangga, yang tampaknya hampir seluruhnya terdiri dari perempuan, berada dalam kekacauan, dan Orpha menunda pemakamannya dengan sekuat tenaga. Akhirnya, Martha kembali, untuk kebahagiaan ibu dan saudara perempuannya Bertha, dan pemakaman akhirnya dimulai. Namun, tampaknya trauma yang diderita perempuan muda di Malaysia ini telah berdampak buruk pada mentalitasnya secara keseluruhan, sementara penderitaan yang dialaminya akan segera terungkap bahwa penderitaannya masih jauh dari selesai. Sementara itu, keluarganya mencoba membantunya namun di lingkungan yang mereka tinggali, mereka terbukti tidak berdaya dan tragedi terus menghantui mereka.Dengan gaya dokumenter, terutama karena penggunaan tracking shot dan kamera goyang yang mengingatkan gaya Brillante Mendoza, Jeremias Nyangoen jelas berhasil menciptakan suasana ketegangan, yang di dalamnya komentar-komentarnya disajikan dengan cukup berkesan.